Tolong Peluk Aku Sekali Lagi


Tolong

Prihatin meratap

Menjajal rumah tak beratap

Tertimpa hujan yang bahkan enggan menetap

Setidaknya angin pernah mendekap


Peluk

Gusar itu akan hilang

Tolong tetap hidup

Gapailah segala yang gemilang

Bernapaslah dan jangan redup


Aku

Tiap kantuk tertahan 

Nestapa menggubris kesendirian

Namun tetap kunanti

Hadirmu kembali bagai menunggak kopi rasa teh melati


Sekali

Bertahun sudah kupupuk rasa ini

Setelah awal dari akhir itu, biru menelusuk tiap embus napas

Rintik asin bertengger di bawah netra

Sahaya mendamba kepulangan

Pengorbanan bukan rugi jika berbicara dari kacamata hati

Aku mau lagi

Setiap gelombang selalu kunikmati


Lagi

Berhenti belum niat menjengukku

Pun lelah sempat mencengkeram keinginanku

Namun kudapati diriku berbalik

Bagaimana tidak? Suaramu menghuni tiap bilik 


Aku tak tahu

Mungkin tutur ini tak sengaja menyakitimu

Aku belum andal memahamimu

Mungkin caraku menyampaikan keinginan membuatmu berat hati

Lihatlah luas hamparan cinta tak berujung dari si keras kepala ini

Aku


Tetaplah tinggal

Abadi dalam dekapku

Menyatu dengan hilir nadiku

Banyak aku dibuat haru

Namun merah di pipi hanya karenamu

Mendamba onggokan tebusan

Rindu


Ku harap kau jangan terima aku yang banyak kurangnya dengan apa adanya

Tuntutlah sesuatu

Beri aku waktu untuk menghargaimu

Dengan bahasa yang tak akan membuatmu jenuh

Sampai itu datang dan selama sukma haus akan hadirmu

Aku memilih rindu sendiri pun ditemani sendu

Akan sama selagi rasa masih ingin meraihmu

Bersama angan yang belum berarah 

Dengan doa yang serakah

Kamu.


@nindiandraa

(2023)

Komentar

Postingan Populer