Nona dan Tahun Pembebasan

 


Abimana terik Pertiwi kian menusuk sengit

Angin menerpa raganya begitu hati-hati

Kepada pagi, kotak sigaret cokelat adalah saksi

Nona belum sepenuhnya mati


Waktu beranjak mengiring langkahnya melebar

Tungkai kaki masih bingung akan membawanya

ke arah mana

Geragal nestapa menyekatnya

Nona berada di titik paling tinggi namun

masih hilang arah 


Menyingkap semua insan bertahun-tahun

Kini ia tertatih tabah pada semua Rabu

Nona masih menanti tahun pembebasannya

datang mengadu

Selalu


Ia terlalu takut akan "selamat tinggal"

Hingga tak sadar menyakiti yang paling ia

damba untuk tinggal

Kini ia terpenggal

Nona termangu akan ketamakan egonya yang 

biadab


Warna itu masih sama

Hangat itu masih mencerca lacur eleginya

Merambang pada titik paling hitam di

sudut ruangan

Nona kini candu pada larik-larik puisi biru


Sosok bebas seharusnya dimengerti

Bebas terikat ekspektasi

Bebas yang lelah

Nona gagal mengerti akan pembebasannya 

Sayang, Nona masih menunggunya pulang


Semua yang terbaik untuk pembebasan

Maaf membuatmu seolah terkubur dalam

Nona masih awam mengendalikan perasaan

Nona menelan egonya dalam-dalam


Bahkan sehari setelah kemarin

Nona terus menekan perasaan itu

Dan arunika masih terasa dingin

Karena pungguk terus merindukan bulan.


@nindiandraa

(2023)

Komentar

Postingan Populer